Keelokan
alam Lembah Harau juga dikenal oleh pecinta olahraga panjat tebing. Area ini
bahkan mendapat julukan Indonesian Yosemite. Lembah Harau berdiri
di area seluas 270,5 hektar. Daerah ini resmi ditetapkan sebagai cagar alam
pada 10 Januari 1993. Berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dan binatang
asli Sumatera terdapat di sini.
Lembah
Harau terdiri dari tiga kawasan: Resort Aka Barayun, Resort Sarasah Bunta, dan
Resort Rimbo Piobang. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda-beda, meskipun
kawasan Rimbo Piobang belum digarap sepenuhnya. Di lokasi Aka Barayun terdapat
tiga buah air terjun yang salah satunya diberi tambahan kolam renang demi
menarik lebih banyak pengunjung. Terutama para keluarga yang membawa anak-anak
mereka yang masih berusia Sekolah Dasar. Kontur fisik Aka Barayun yang berbukit
batu terjal membuatnya berpotensi dikembangkan menjadi arena olahraga panjat
tebing.
Fasilitas
yang terdapat di Akar Berayun tergolong lebih lengkap. Selain terdapat penginapan
berupa homestay hingga cottage. Tarif menginapnya mulai dari
Rp 50.000 hingga Rp 2 juta per malam. Kawasan ini juga menyediakan delman
sebagai alat transportasi. Jika bosan bermain di air terjun, Anda dapat
menikmati pemandangan Lembah Harau dari atas tebing. Pihak pengelola
menyediakan tangga untuk memudahkan perjalanan para wisatawan untuk mencapai
puncak. Setelahnya, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke penangkaran kupu-kupu
yang terdapat di kebun binatang mini, atau menjajal gema dengan berteriak di
titik gema (echo point) yang ada
Kawasan
air terjun Sarasah Bunta cukup landai. Kita bisa bermain air tanpa kuatir baju
menjadi basah. Namun bagi yang ingin berenang juga tak perlu kuatir akan
kerepotan. Lembah Harau menyediakan tempat bilas dan toilet yang berada di
depan pintu masuk. Bagi yang hobi foto-foto, jangan lupa untuk melindungi lensa
kamera Anda dari cipratan air terjun.
Masing-masing
air terjun dinamai sesuai ciri khas daerah tersebut. Misalnya Sarasah Murai
yang pada siang hari sering disinggahi burung-burung Murai, atau Sarasah Aie
Angek yang airnya terasa hangat. Yang unik, Sarasah Bunta dipercaya memiliki
kemiripan dengan bidadari yang sedang mandi, terutama jika bentuk air terjunnya
yang tampak berlekuk dan terkena sinar matahari. Sementara Sarasah Aie Luluih
airnya mengalir melewati dinding batu, dan berakhir di kolam pemandian alami.
Dinamakan Sarasah Murai sebab pada
siang hari burung Murai banyak ditemukan di tempat ini.
Di
sekitar lokasi air terjun  air terjun Sarasah Murai terdapat warung
makan yang menyediakan camilan khas Sumatera Berat. Salah satunya opak yang
dimakan dengan bumbu Sate Padang. Rasanya gurih bercampur pedas. Cocok dimakan
di tengah udara Lembah Harau yang sejuk. Apalagi jika ditambah secangkir
kopi Urang Awak khas Sumatera Barat. Kopi ini beraroma harum dengan
kepekatan dan tingkat keasaman yang pas, sehingga dapat dinikmati oleh bukan
pecinta kopi sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar